Mencoba Mengenal Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)
Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam sehat dan bahagia sahabat GTK semua.
Pada kesempatan ini saya akan mencoba mencari tahu apa itu istilah Deep Learning pada Kurikulum. Ini menurut saya penting untuk diikuti karena blog ini juga sedikit membahas kurikulum.
Pembelajaran Mendalam Deep Learning |
Setelah dilantik sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah pada 21 Oktober 2024, Prof. Abdul Mu'ti memperkenalkan pendekatan "deep learning" dalam sistem pendidikan Indonesia. Deep learning ini bukan kurikulum baru namun sebuah pendekatan pembelajaran.
Lalu apa sebetulnya "Deep Learning" itu?
Pada bulan Januari 2025 beredar sebuah paparan yang berisi tentang Pembelajaran Mendalam Transformasi Pembelajaran menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua dari Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar).
Dari sumber ini kita mendapat sedikit informasi tentang apa itu Deep Learning atau Pembelajaran Mendalam.
1. Apa Pembelajaran Mendalam?
Definisi : Pembelajaran Mendalam merupakan pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful) melalui olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik) secara holistik dan terpadu.
2. 8 Dimensi Profil Lulusan
1. Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YME
Individu yang memiliki keyakinan teguh akan keberadaan Tuhan serta menghayati nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kewargaan
Individu yang memiliki rasa cinta tanah air, mentaati aturan dan norma sosial dalam kehidupan bermasyarakat, memiliki kepedulian, tanggungjawab sosial, serta berkomitmen untuk menyelesaikan masalah nyata yang terkait keberlanjutan manusia dan lingkungan.
3. Penalaran Kritis
Individu yang mampu berpikir secara logis, analitis, dan reflektif dalam memahami, mengevaluasi, serta memproses informasi untuk menyelesaikan masalah.
4. Kreativitas
Individu yang mampu berpikir secara inovatif, fleksibel, dan orisinal dalam mengolah ide atau informasi untuk menciptakan solusi yang unik dan bermanfaat.
5. Kolaborasi
Individu yang mampu bekerja sama secara efektif dengan orang lain secara gotong royong untuk mencapai tujuan bersama melalui pembagian peran dan tanggung jawab.
6. Kemandirian
Individu yang mampu bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya sendiri dengan menunjukkan kemampuan untuk mengambil inisiatif, mengatasi hambatan, dan menyelesaikan tugas secara tepat tanpa bergantung pada orang lain.
7. Kesehatan
Individu yang memiliki fisik yang prima, bugar, sehat, dan mampu menjaga keseimbangan kesehatan mental dan fisik untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin (well-being).
8. Komunikasi
Individu yang memiliki kemampuan komunikasi intrapribadi untuk melakukan refleksi danantarpribadi untuk menyampaikan ide, gagasan, dan informasi baik lisan maupun tulisan serta berinteraksi secara efektif dalam berbagai situasi.
3. Landasan Filosofis
Filosofi K.H. Ahmad Dahlan
- Pendidikan berlandaskan tujuan hidup.
- Tidak sombong, gigih belajar, dan tuntas berkarya.
- Optimalkan akal untuk kebenaran sejati.
- Berani menegakkan kebenaran.
- Berbuat untuk kemanusiaan (tidak memperalat).
- Mengamalkan ilmu agama dengan kualitas tinggi.
- Pendidikan sebagai alat perubahan sosial menuju masyarakat berkemajuan.
Filosofi Ki Hajar Dewantara
- Pembelajaran memerdekakan (tanpa pembiaran).
- Pusat pada peserta didik, mengakui otoritas guru.
- Sistem among dan Trikon (kontinuitas, konvergensi, dan konsentrisitas).
- Prinsip Asah, Asih, Asuh.
- Pendidikan: pranata sosial, pelestari kebudayaan, membangkitkan kegembiraan (konsep “Taman”).
4. Landasan Teoretis
Konsep Pembelajaran Mendalam (PM)
- Membangun keterkaitan antara pengetahuan konseptual dan prosedural.
- Mengaplikasikan pengetahuan pada konteks baru.
- Dukungan Experiential Learning (Kolb, 1984).
- Pendekatan berbasis pengalaman: refleksi, konseptualisasi, eksperimen.
Kerangka Pengetahuan
- Foundational Knowledge: Dasar ilmu dan fakta.
- Meta Knowledge: Hubungan, pola, dan analisis.
- Humanistic Knowledge: Nilai kemanusiaan dan makna mendalam. (Heick, 2020)
5. Landasan Sosiologis
Hakikat Pendidikan
- Pendidikan bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana amanat alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945.
- Membangun bangsa yang majemuk menjadi maju dan berjati diri melalui perilaku berbasis nilai Pancasila dan Ipteks.
- Pendidikan holistik mencakup budaya, sistem, dan lingkungan untuk menciptakan kehidupan kebangsaan yang cerdas.
Peran Pembelajaran Mendalam
- Fondasi sistem pendidikan nasional untuk mengembangkan intelektual, moral, dan kinerja peserta didik.
- Memadukan kesadaran spiritual, sosial, kontekstual, dan kegembiraan lahir batin.
- Mendukung kualitas pembelajaran berbasis kultur masyarakat yang sesuai visi pendidikan nasional (Dewantara, 1967).
6. Landasan Yuridis dan Empiris
Landasan Yuridis
- Pasal 31 UUD 1945: Hak setiap warga negara untuk pendidikan berkualitas.
- UU No. 20 Tahun 2003: Pengembangan potensi manusia beriman, berakhlak, dan berkompetensi.
- UU No. 8 Tahun 2016: Pendidikan inklusif untuk penyandang disabilitas.
- UU No. 6 Tahun 2023: Kemitraan vokasi dan teknologi untuk pembelajaran adaptif.
Landasan Empiris
- Perubahan Kurikulum: 11 kali sejak 1947, kini Kurikulum Merdeka (2022).
- Kompetensi Masa Depan: Fokus pada kreativitas, kolaborasi, dan penguasaan teknologi.
- Pembelajaran Bermakna: Berdasarkan pendekatan global, menekankan pembelajaran interaktif dan inspiratif.
7. KERANGKA KERJA PEMBELAJARAN MENDALAM
8. Prinsip Pembelajaran
Berkesadaran
Bermakna
Menggembirakan
9. Pengalaman Belajar
Memahami
Mengaplikasi
Merefleksi
10. Kerangka Pembelajaran
Praktik Pedagogis
Pemanfaatan Teknologi Digital
Lingkungan Pembelajaran
Kemitraan Pembelajaran
11. Elemen Ekosistem
Transformasi Peran Guru dalam Ekosistem Pembelajaran Mendalam (PM)
12. Tahapan Implementasi PM
- Sosialisasi PM kepada semua pemangku kepentingan.
- Identifikasi dan pemenuhan kebutuhan sumber daya (Guru, Satuan Pendidikan, Sumber Belajar, Dinas Pendidikan, dll).
- Uji coba dalam lingkup terbatas.
- Evaluasi hasil dan perbaikan sistem.
- Penerapan PM secara luas.
- Refleksi dan tindak lanjut untuk perbaikan selanjutnya.
13. Rekomendasi Strategis
- Penetapan PM sebagai fondasi utama dalam peningkatan proses dan mutu pembelajaran.
-
Penerapan PM pada setiap jenjang pendidikan perlu didukung oleh:
- Lingkungan pembelajaran yang kondusif
- Kemitraan pembelajaran yang luas dan bermakna
- Pemanfaatan teknologi digital yang efektif
- Perubahan Profil Pelajar Pancasila yang terdiri atas enam dimensi menjadi Profil Lulusan dengan delapan dimensi.
-
Penyelarasan antarperaturan perundang-undangan terkait dengan:
- Standar nasional pendidikan
- Kurikulum
- Buku teks pelajaran
- Proses pembelajaran
- Asesmen
- Pengalokasian 10% dari jam pelajaran untuk PM interdisipliner.
- Penataan ulang materi esensial dalam Capaian Pembelajaran.
-
Peningkatan kompetensi guru:
- Program pelatihan terintegrasi, pendampingan, atau pembimbingan tentang pendekatan PM.
- Mahasiswa calon guru diseleksi secara ketat dengan kriteria minat dan kecintaannya serta kemampuan akademik yang dilakukan secara nasional oleh LPTK yang menyelenggarakan PPG. Perlu dibuat tes seleksi yang terstandar untuk mengukur kemampuan akademik.
- Penyelenggaraan program pendidikan profesi guru (PPG) untuk memberikan bekal pendidikan dan pelatihan PM.
- Menambahkan bimbingan konseling, pendidikan nilai, dan pola pikir bertumbuh (growth mindset) dalam muatan kurikulum PPG dan pelatihan guru lainnya.
- Revitalisasi fungsi guru inti (master teacher) di setiap klaster satuan pendidikan, yang memiliki tanggung jawab untuk pengembangan profesionalisme guru di wilayah yang menjadi tugasnya.
- Pemberdayaan komunitas belajar.
- Pengurangan beban mengajar.
- Penyiapan dan peningkatan kapasitas kepemimpinan kepala sekolah dalam membangun budaya belajar dan budaya mutu.
- Peningkatan kapasitas supervisi pengawas sekolah/penilik dalam proses pendampingan, pembinaan, dan pengembangan kompetensi guru.
- Penyusunan Buku Guru dan Buku Siswa.
- Pemanfaatan teknologi digital dalam implementasi PM di sekolah.
- Pengembangan asesmen formatif dan sumatif dengan penekanan pada asesmen otentik dan holistik.
- Penyusunan panduan mekanisme dan prosedur monitoring dan evaluasi implementasi PM.
Posting Komentar
2. Semua komentar kami baca, namun tidak semua dapat dibalas harap maklum.
3. Beri tanda centang pada "Beri tahu saya" untuk pemberitahuan jika komentar Anda telah kami balas.