Istilah Capaian Pembelajaran (CP) pada Kurikulum
Pada kurikulum ada istilah Capaian Pembelajaran yang disingkat dengan CP. Apa itu Capaian Pembelajaran (CP) itu?
Capaian Pembelajaran CP Kurikulum |
Mari kita simak bersama-sama tentang istilah Capaian Pembelajaran (CP) pada Kurikulum.
Kebijakan pengembangan kurikulum ini tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kepmendikbud) Nomor 958/P/2020 tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
Pada tahun 2021, kurikulum yang dikembangkan diimplementasikan secara terbatas di Sekolah Penggerak sesuai dengan Keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1177 Tahun 2020 tentang Program Sekolah Penggerak.
A. Capaian Pembelajaran (CP)
Capaian Pembelajaran (CP) dirumuskan sebagai gambaran kompetensi utuh sehingga mudah dipahami oleh guru sebagai satu-kesatuan.
Capaian Pembelajaran Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada kurikulum 2013 terbaca memisahkan aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap sehingga sulit dipahami guru sebagai satu kesatuan kompetensi yang utuh, saling berkaitan dan berangkaian.
Pada KI-KD kompetensi-kompetensi yang dituju disampaikan dalam bentuk kalimat tunggal yang disusun dalam poin-poin, sehingga keterkaitan antara ruang lingkup kemampuan satu dengan yang lain tidak terdefinisikan dengan jelas, karena terbaca sebagai komponen yang terpisah.
Karena itulah, capaian pembelajaran pada sekolah penggerak dinyatakan dalam betuk paragraf dan diatur dalam fase-fase.
CP disampaikan dalam bentuk paragraf/narasi untuk menggambarkan rangkaian konsep dan keterampilan kunci yang ditargetkan untuk diraih oleh peserta didik, yang ditunjukkan dengan performa yang nyata.
Hal ini karena kompetensi adalah rangkaian dari proses belajar konsep ilmu pengetahuan, mulai dari memahami suatu konsep sampai dengan menggunakan konsep ilmu pengetahuan dan keterampilannya untuk mencapai tuntutan kognitif yang lebih kompleks (misalnya mengajukan solusi kreatif, bukan sekadar menjawab pertanyaan).
Kompetensi juga terbangun atas aspek kognitif yang berangkaian dengan aspek afektif atau disposisi tentang ilmu pengetahuan yang dipelajarinya.
Dengan menggunakan paragraf, keterkaitan antara pengetahuan, keterampilan, sikap dan proses pengembangan kompetensi menjadi lebih jelas dan utuh sebagai satu rangkaian.
CP dirancang berdasarkan fase, bukan per tahun, Rentang waktu yang lebih panjang ditetapkan agar materi pelajaran tidak terlalu padat dan peserta didik mempunyai cukup banyak waktu untuk memperdalam materi dan mengembangkan kompetensi.
Penggunaan istilah “fase” dilakukan untuk membedakannya dengan kelas karena peserta didik di satu kelas yang sama bisa jadi belajar dalam fase pembelajaran yang berbeda.
Ini merupakan penerapan dari prinsip pembelajaran sesuai tahap capaian belajar atau yang dikenal juga dengan istilah teaching at the right level (mengajar pada tahap capaian yang sesuai).
Apabila peserta didik kelas 5 masih harus belajar materi Fase B (fase untuk kelas 3-4), misalnya, maka guru dapat menggunakan materi pelajaran fase tersebut.
Pembagian fase dapat digambarkan sebagai berikut:
- Fase A: Pada umumnya SD Kelas 1-2
- Fase B: Pada umumnya SD Kelas 3-4
- Fase C: Pada umumnya SD Kelas 5-6
- Fase D: Pada umumnya SMP Kelas 7-9
- Fase E: Pada umumnya SMA Kelas 10
- Fase F: Pada umumnya SMA Kelas 11-12
Melalui model pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kebutuhan peserta didik, maka kasus tinggal kelas atau tidak naik kelas diharapkan dapat ditekan.
Kebijakan tinggal kelas secara empiris tidak meningkatkan prestasi akademik mereka.
Dalam survei PISA 2018, skor capaian kognitif peserta didik yang pernah tinggal kelas secara statistik lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak pernah tinggal kelas (OECD, 2021).
Hal ini menunjukkan bahwa mengulang pelajaran yang sama selama satu tahun tidak membuat peserta didik memiliki kemampuan akademik yang setara dengan teman-temannya, melainkan tetap lebih rendah.
Hal ini dimungkinkan karena yang dibutuhkan oleh peserta didik tersebut adalah pendekatan atau strategi belajar yang berbeda, bantuan belajar yang lebih intensif, waktu yang sedikit lebih panjang, namun bukan mengulang seluruh pelajaran selama setahun.
Dengan demikian, penggunaan fase dalam penetapan CP merupakan bagian dari prinsip fleksibilitas pembelajaran dan otonomi satuan pendidikan untuk merancang program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar, konteks, karakteristik, serta sumber daya yang tersedia.
Berpegang pada prinsip penyederhanaan capaian inilah, Pemerintah Pusat mengembangkan Capaian Pembelajaran untuk 124 mata pelajaran.
Capaian Pembelajaran (CP) adalah Kompetensi dan karakter yang dicapai setelah menyelesaikan pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.
Agar lebih mudah memahami tentang Capaian Pembelajaran (CP) berikut ini format tanya jawab tentang CP.
1. Apa yang dimaksud dengan Capaian Pembelajaran itu?
2. Mengapa Capaian Pembelajaran merupakan hal utama dalam suatu kurikulum dan kriteria suatu capaian pembelajaran yang baik?
Melalui studi literatur dikaji pula bagaimana konsep capaian pembelajaran dikembangkan dan dilaksanakan diberbagai negara, dan bagaimana perbandingannya dengan kurikulum Indonesia saat ini serta kebijakan yang menyertainya.
Perbandingan terhadap kurikulum Indonesia difokuskan pada analisa standar isi dan relevansinya dengan capaian pembelajaran dan kebutuhan pembangunan manusia Indonesia.
Hasil kajian tersebut kemudian dipakai untuk membangun rekomendasi terhadap pengembangan kurikulum di Indonesia. Termasuk didalamnya adalah rekomendasi terhadap proses penyusunan capaian pembelajaran dan gambaran implementasinya.
3. Apa tujuan Capaian Pembelajaran PAUD?
Pembelajaran di PAUD adalah pembelajaran yang mengintegrasikan semua aspek perkembangan anak dengan penekanan pada kesejahteraannya. Tujuan Capaian Pembelajaran di PAUD adalah memberikan arah yang sesuai dengan usia perkembangan anak (nilai agama, fisik-motorik, emosional, bahasa, dan kognitif) agar anak siap mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya
4. Apa tujuan Capaian Pembelajaran Tingkat SD-SMA?
Capaian pembelajaran menunjukkan kemajuan belajar yang digambarkan secara vertikal dari satu tingkat ke tingkat yang lain serta didokumentasikan dalam suatu kerangka kualifikasi.
Selain itu, capaian pembelajaran juga harus disertai dengan kriteria penilaian yang tepat yang dapat digunakan untuk menilai bahwa hasil pembelajaran yang diharapkan telah dicapai.
Capaian pembelajaran bersama dengan kriteria penilaian, hal tersebut mengidentifikasi capaian pembelajaran sebagai tujuan belajar yang terukur.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa capaian pembelajaran kedudukannya sangat penting dalam pelaksanaan dan penilaian.
Pencapaian CP hanya dapat diidentifikasi setelah siswa mengikuti proses pembelajaran melalui penilaian dan harus dapat didemonstrasikan dalam kehidupan nyata.
5. Apa yang dimaksud dengan Capaian Pembelajaran tersebut harus memiliki prinsip terukur dan spesifik?
Capaian Pembelajaran harus dapat diukur dan spesifik, berdasarkan hierarki tahapan konseptual proses pembelajaran yang hasil belajarnya dapat digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan siswa, seperti yang dinyatakan oleh European Commission (2011) dalam (ECFOP, 2017:33), bahkan secara spesifik Mahajan (2017:65) menyebutkan bahwa CP harus ditulis berdasarkan Taksonomi Bloom karena telah terbukti relevan untuk untuk membantu mengembangkan hasil belajar.
Konsep taksonomi Bloom sangat sederhana, yaitu:
- a. Sebelum memahami konsepnya, ingatlah dengan baik,
- b. Pahami sebelum anda menerapkannya,
- c. Analisis proses sebelum anda mengevaluasinya.
6. Dalam proses menerapkan prinsip terukur dan spesifik tersebut, aspek-aspek apa saja yang diperhatikan?
Dalam proses menerapkan prinsip terukur dan spesifik tersebut ada beberapa aspek yang yang diperhatikan, yaitu:
- a. Pemahaman dan pengetahuan.
- b. Praktis.
- c. Keterampilan generik.
7. Apa yang dimaksud dengan Capaian Pembelajaran tersebut harus memiliki prinsip Fleksibel (sesuai proses dan tahap belajar siswa)?
Fleksibel (sesuai proses dan tahap belajar siswa) seringkali belajar dirasa sebagai sebuah perlombaan dan bukan proses.
Kurikulum disusun sedemikian rupa sehingga siswa dijejali dengan berbagai materi yang hasil akhirnya berorientasi pada “sekadar tahu” dan bukan pemahaman atau penguasaan sedangkan siswa memerlukan waktu dan tahapan untuk mengupas konsep.
Capaian pembelajaran membawa perubahan dalam pendekatan pembelajaran di kelas dari yang berfokus kepada guru menjadi fokus kepada siswa.
8. Bagaimana bentuk penuliasan Capaian Pembelajaran?
Format Capaian Pembelajaran ditulis dalam bentuk paragraf, sehingga keterkaitan antara pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi umum terlihat jelas dan utuh sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam pembelajaran dan menggambarkan apa yang akan dicapai peserta didik di akhir pembelajaran.
Hal ini berfungsi untuk memberikan kesempatan mengeksplorasi materi pelajaran lebih mendalam, tidak terburu-buru, dan cukup waktu untuk menguatkan kompetensi, mengingat tahap perkembangan dan kecepatan anak untuk memahami sesuatu belum tentu sama untuk setiap anak.
Kondisi ini juga memungkinkan seorang anak dengan kondisi berkebutuhan khusus dapat menggunakan Capaian Pembelajaran yang sama dengananak pada umumnya (anak di sekolah reguler).
9. Bagaimanakah Capaian Pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan untuk mengembangakan dan menguatkan kompetensi dan karakter yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila?
Salah satu komponen penting dalam pelaksanaan pembelajaran dengan paradigma baru.
Capaian pembelajaran yang digunakan di Sekolah Penggerak merupakan hal utama dalam suatu kurikulum dan kriteria suatu capaian pembelajaran yang baik yang dikembangkan oleh satuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
10. Komponen-komponen apa saja yang terdapat dalam Capaian Pembelajaran?
Dalam dokumen CP terdapat empat komponen, diantaranya:
a. Rasional Mata Pelajaran: Memuat alasan pentingnya mempelajari mata pelajaran tersebut dan keterkaitan antara mata pelajaran dengan salah satu (atau lebih) Profil Pelajar Pancasila. Untuk SLB rasional mata pelajaran juga dikaitkan dengan keterkaitan mata pelajaran untuk menunjang keterampilan fungsional anak dalam kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan Mata Pelajaran: Kemampuan atau kompetensi yang perlu dicapai peserta didik setelah mempelajari mata pelajaran tersebut.
c. Karakteristik Mata Pelajaran: Deskripsi umum tentang apa yang dipelajari dalam mata pelajaran serta elemen-elemen (strands) atau domain mata pelajaran dan deskripsinya.
d. Capaian Pembelajaran Setiap Fase: Deskripsi yang mencakup pengetahuan, keterampilan, serta kompetensi umum. Selanjutnya diturunkan menjadi capaian pembelajaran menurut elemen yang dipetakan menurut perkembangan siswa.
Pembagian fase dalam CP dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Fase A : Pada umumnya SD Kelas 1-2
2) Fase B : Pada umumnya SD Kelas 3-4
3) Fase C : Pada umumnya SD Kelas 5-6
4) Fase D : Pada umumnya SMP Kelas 7-9
5) Fase E : Pada umumnya SMA/SMK Kelas 10
6) Fase F : Pada umumnya SMA/SMK Kelas 11-12
Untuk SLB CP didasarkan pada usÃa mental yang ditetapkan berdasarkan hasil asesmen. Pembagian fase dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Fase A : Pada umumnya usÃa mental (≤7 tahun)
2) Fase B : Pada umumnya usÃa mental (±8 tahun)
3) Fase C : Pada umumnya usia mental (±8 tahun)
4) Fase D : Pada umumnya usÃa mental (±9 tahun)
5) Fase E : Pada umumnya usÃa mental (±10 tahun)
6) Fase F : Pada umumnya usÃa mental (±10 tahun)
Nantinya Capaian Pembelajaran akan dikuir melalui Alur Pembelajaran (AP). Selanjutnya Capaian Pembelajaran (CP) digunakan untuk menyusun Tujuan Pembelajaran (TP) merupakan deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi yakni pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperolehsiswa dalam satu atau lebih kegiatan pembelajaran.
Capaian pembelajaran diukur menggunakan Asesmen, lihat: Mengenal Asesmen (Peniaian) Kurikulum Sekolah Penggerak
B. Penetapan Capaian Pembelajaran (CP) Jenjang PAUD, SD, SMP, SMA
Capaian Pembelajaran (CP) Revisi 2021
Capaian Pembelajaran (CP) Revisi 2022
Capaian Pembelajaran (CP) Revisi 2024
Video Memahami Capaian Pembelajaran (CP)
C. CP Per Mapel
CP Jenjang PAUD (Fase Pondasi)
CP Jenjang SD (Fase A, Fase B, dan Fase C)
No. | Mata Pelajaran | Unduh CP |
1 | Pendidikan Agama dan Budi Pekerti | |
1.a | Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti | Unduh |
1.b | Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti | Unduh |
1.c | Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti | Unduh |
1.d | Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti | Unduh |
1.e | Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti | Unduh |
1.f | Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti | Unduh |
2 | Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) | Unduh |
3 | Bahasa Indonesia | Unduh |
4 | Matematika | Unduh |
5 | Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) | Unduh |
6 | Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) | Unduh |
7. | Seni dan Budaya | |
7.a | Seni Musik | Unduh |
7.b | Seni Rupa | Unduh |
7.c | Seni Teater | Unduh |
7.d | Seni Tari | Unduh |
8 | Bahasa Inggris | Unduh |
9 | Muatan Lokal | |
9.a | Bahasa Jawa | Unduh |
9.b | Bahasa Madura | Unduh |
9.c | Bahasa Sunda | Unduh |
10 | Informatika | Unduh |
CP Jenjang SMP (Fase D)
CP Jenjang SMA (Fase E)
CP Jenjang SMK (Fase F)
D. PENUTUP
Itulah tentang Capaian Pembelajaran (CP) pada Kurikulum, semoga menambah wawasan kita sebagai Guru, Tenaga Kependidikan, Praktisi Pendidikan, Akademisi, maupun Masyarakat secara umum.
Selanjutnya: Secara Resmi Kurikulum Baru Diberi Nama "Kurikulum Merdeka"
Untuk tambahan, agar lebih mudah memahami tentang CP, bisa kita samakan istilah CP pada kurikulum merdeka adalah pengganti KI dan KD pada kurikulum 2013 yang dilebur menjadi satu.
Sumber Referensi:
- Naskah Akademik Program Sekolah Penggerak Tahun 2021
- Modul Sekolah Penggerak
- https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/
2. Semua komentar kami baca, namun tidak semua dapat dibalas harap maklum.
3. Beri tanda centang pada "Beri tahu saya" untuk pemberitahuan jika komentar Anda telah kami balas.