CARA MENGOLAH NILAI RAPORT KURIKULUM MERDEKA
Halo Bapak/Ibu Guru dan sahabat GTK semua...
Pada postingan kali ini saya akan coba sajikan bagaimana cara mengolah nilai raport pada Kurikulum Merdeka.
Akan saya rangkumkan dari Buku Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum Merdeka Revisi Tahun 2022
Cara Mengolah Nilai Raport Kurikulum Merdeka |
Pendidik menyusun laporan kemajuan belajar secara ringkas, mengutamakan informasi yang paling penting untuk dipahami oleh peserta didik dan orang tua.
Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersamasama beserta orang tua.
Sebelum Bapak/Ibu Guru membahas aplikasi raport atau membuat daftar nilai, lebih baik melihat bagaimana prinsip-prinsip penilaian dan bagaimana alur cara pengolahan nilai yang sudah ada di buku panduan.
Yang saya kutip dari buku panduan tepatnya pada bab Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen.
Agar lebih enak kita samakan dulu istilah Penilaian dengan Asesmen, walupun entah itu pas atau tidak.
Baiklah, langsung saja...
A. Pengolahan Hasil Asesmen
Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif terhadap hasil asesmen.
Hasil asesmen untuk setiap Tujuan Pembelajaran diperoleh melalui data kualitatif (hasil amatan atau rubrik) maupun data kuantitatif (berupa angka).
Data-data ini diperoleh dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran , baik pada capaian pembelajaran di akhir fase, maupun tujuan-tujuan pembelajaran turunannya.
1. Mengolah hasil asesmen dalam satu tujuan pembelajaran
Asesmen sumatif dilaksanakan secara periodik setiap selesai satu atau lebih tujuan pembelajaran.
Hasil asesmen perlu diolah menjadi capaian dari tujuan pembelajaran setiap peserta didik.
Pendidik dapat menggunakan data kualitatif sebagai hasil asesmen tujuan pemeblajaran peserta didik.
Namun, dapat juga menggunakan data kuantitaif dan mendsikripsikannya secara kualitatif.
Pendidik diberi keleluasaan untuk mengolah data kuantitatif, baik secara rerata maupun proporsional.
Contoh: Pendidik telah melaksanakan asesmen untuk salah satu tujuan pembelajaran mata pelajara IPAS Fase C: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di lingkungan sekitar, dengan indikator terdiri atas: 1) mampu menguraikan manfaat sumber energi; dan 2) mampu melakukan pengamatan sesuai prosedur. Indikator 1 menggunakan teknik tes tertulis pilihan ganda atau essay, indikator 2 menggunakan unjuk kerja.
Hasil asesmen sumatif peserta didik dipetakan ke dalam 4 kualitas, yaitu:
- 1) perlu bimbingan,
- 2) cukup,
- 3) baik, dan
- 4) sangat baik.
Pendidik juga dapat menentukan angka kuantitatif pada setiap kualitas yang disajikan, misalnya untuk kriteria perlu bimbingan antara 0-60, kriteria cukup antara 61-70, kriteria baik antara 71-80, dan sangat batik antara 81-100.
Maka rubrik penilaiannya dapat ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Pendidik menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran pada kualitas yang diyakininya, misalkan pada kualitas cukup, peserta didik dianggap telah mencapai kriteria ketercapaian kompetensi.
Berdasarkan hasil asesmen pilihan ganda/ esai untuk indikator 1 dan unjuk kerja untuk indikator 2 yang telah dilaksanakan pendidik, untuk pengolahan hasil asesmen tujuan pembelajaran dapat disajikan seperti dalam tabel berikut ini.
* peserta didik belum memenuhi kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
Capaian tujuan pembelajaran peserta didik menjadi bahan yang diolah menjadi nilai akhir mata pelajaran dalam kurun waktu pelaporan (biasanya satu semester).
Untuk mendapatkan nilai akhir mata pelajaran tersebut, data kuantitatif langsung diolah, sedangkan untuk deskripsi, pendidik dapat memberikan penjelasan mengenai kompetensi yang sudah dikuasai peserta didik, mana kompetensi yang belum dikuasai, dan dapat ditambahkan tindak lanjut secara ringkas bila ada.
Penting untuk diperhatikan bahwa pendidik tidak mencampur penghitungan dari hasil asesmen formatif dan sumatif karena asesmen formatif dan sumatif memiliki fungsi yang berbeda.
Asesmen formatif bertujuan untuk memberikan umpan balik pada proses sehingga asesmen formatif bukan menjadi penentu atau pembagi untuk nilai akhir.
Dalam mengolah dan menentukan hasil akhir asesmen sumatif, pendidik perlu membagi asesmennya ke dalam beberapa kegiatan asesmen sumatif agar peserta didik dapatmenyelesaikan asesmen sumatifnya dalam kondisi yang optimal (tidak terburu-buru atau tidak terlalu padat). Untuk situasi ini, nilai akhir merupakan gabungan dari beberapa kegiatan asesmen tersebut.
1) Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan pembelajaran dengan data kuantitatif (angka pencapaian)
Misalnya dalam 1 semester ada 6 tujuan pembelajaran untuk mapel IPA, 7 tujuan pembelajaran untuk B. Indonesia, dan 5 tujuan pembelajaran untuk mapel Agama (contoh hanya 3 mapel, namun cara ini dapat berlaku untuk semua mapel)
Asumsi: satuan pendidikan menggunakan rentang nilai untuk ketercapaian tujuan pembelajaran. Rentang ini bisa sama untuk setiap mapel atau berbeda, tergantung kesepakatan para pendidik di satuan pendidikan.
Ketuntasan ditentukan untuk setiap tujuan pembelajaran, bukan hasil akhir pengolahan nilai sumatif per mata pelajaran. Ketidaktuntasan ditandai (*) di tujuan pembelajaran tertentu saja. Hal ini bertujuan untuk mengkomunikasikan kepada orang tua dan peserta didik tentang tujuan pembelajaran mana yang belumdituntaskan oleh peserta didik.
Contoh: Para pendidik menyepakati bahwa rentang nilai 0-55 belum mencapai ketuntasan dan 56- 100 sudah mencapai ketuntasan.
Nama Peserta Didik: Dedi | Kelas/Fase: 7/C | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
No. | Mata Pelajaran | TP 1 | TP 2 | TP 3 | TP 4 | TP 5 | TP 6 | TP 7 | Hasil Akhir |
1 | Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) |
55* | 75 | 90 | 83 | 75,75 | |||
2 | Bahasa Indonesia | 67 | 85 | 53* | 68 | 90 | 55* | 88 | |
3 | Agama | 80 | 60 | 60 | 87 | ||||
... | ... | ||||||||
.. | ... | ||||||||
... | ... | ||||||||
*Belum mencapai kriteria ketuntasan |
2) Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan pembelajaran dengan data kualitatif (skala dengan deskriptor)
a. Perlu bimbingan: peserta didik masih kesulitan dan sangat bergantung pada bimbingan dalam mencapai tujuan pembelajaran dan belum siap memasuki pembelajaran lebih lanjut. Perlu direkomendasikan untuk menguatkan tujuan pembelajaran dengan mengikuti remedial
b. Cukup: peserta didik masih kesulitan dalam mencapai sebagian tujuan pembelajaran dan perlu menguatkan tujuan pembelajaran yang dipelajari sebelum mengikuti pembelajaran selanjutnya dengan penekanan pada aspek-aspek yang belum dikuasai
c. Baik: peserta didik sudah menuntaskan sebagian besar indikator tujuan pembelajaran dan perlu siap mengikuti pembelajaran selanjutnya
d. Sangat baik: peserta didik mengikuti pembelajaran selanjutnya dan dilibatkan diberikan pengayaan atau tantangan lebih.
Tanda centang diberikan sesuai dengan rubrik ketercapaian yang ada pada masing-masing tujuanpembelajaran.
Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ini bukan berupa angka, melainkan kalimat yang menjelaskan penguasaan kompetensi pada tujuan pembelajaran. Misalnya, “Peserta didik menguasai semua indikator tanpa banyak menghadapi kesulitan.”
Tujuan pembelajaran yang diukur : Mengukur panjang dengan satuan baku
Asesmen formatif : Observasi pengukuran benda dengan menggunakan penggaris
Instrumen : Lembar observasi pengukuran benda di sekitarku
Dengan menggunakan lembar observasi tersebut, pendidik dapat memantau perkembangan dan memberikan umpan balik.
Misalnya, untuk peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran, diberikan umpan balik seketika dengan memberikan motivasi dan informasi tambahan atau memberikan arahan secara bertahap.
Untuk peserta yang telah mencapai atau melebihi pencapaian, dapat diberikan apresiasi atau tantangan pembelajaran yang lebih tinggi.
Namun demikian, pendidik dapat memberikan umpan balik lain di luar tujuan pembelajaran yang membangun peserta didik secara utuh, bisa perilaku maupun kompetensi lain di luar mapel yang disasar.
Pendidik menggunakan rubrik untuk mengukur ketercapaian peserta didik. Karena asesmen ini merupakan asesmen formatif sehingga rubrik ini digunakan untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik.
Pendidik juga dapat memberikan rubrik ini sebagai asesmen diri dan mengajak peserta didik untuk merefleksikan prosesnya.
Pendidik dapat memberikan umpan balik sesuai dengan kesulitan yang diamati. Peserta didik juga dapat diajak berdiskusi tentang apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki prosesnya.
Pendidik dapat memberikan rekomendasi yang perlu dilakukan peserta didik untuk dapat meningkatkan skornya.
Bagi peserta didik yang sudah terlatih, mereka dapat menilai diri dan menentukan langkah tindak lanjut atau tantangan lebih.
B. Pengolahan Hasil Asesmen untuk Rapor
Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan memanfaatkan hasil formatif dan sumatif.
Terdapat 2 jenis data, yaitu data hasil asesmen yang berupa angka (kuantitatif) serta data hasil asesmen yang berupa narasi (kualitatif).
Pengolahan hasil asesmen dalam bentuk angka (kuantitatif) didasarkan hanya pada hasil asesmen sumatif, sementara asesmen formatif sebagaimana diuraikan sebelumnya, berupa data atau informasi yang bersifat kualitatif, digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan pembelajaran sekaligus sebagai bahan pertimbangan menyusun deskripsi capaian kompetensi.
Contoh Pengolahan Nilai Rapor
Contoh data kuantitatif
Nilai raport diperoleh dari Nilai akhir sumatif lingkup materi dan sumatif akhir semester
Pembobotan dalam perhitungan nilai raport ditetapkan oleh Satuan Pendidikan
Catatan:
* Data hasil asesmen formatif dibuat secara terpisah dari rekapitulasi ini.
* Hasil asesmen formatif akan digunakan sebagai pertimbangan deskripsi Capaian Kompetensi dalam rapor
Contoh Pengolahan Data Kualitatif
Contoh di bawah ini adalah pada mata pelajaran Informatika SMP (Fase D) elemen teknologi informasi dan komunikasi, selama satu semester peserta didik mempelajari materi tentang antarmuka grafis, surat elektronik, peramban web dan mesin telusur, manajemen folder dan file, membuat dokumen dengan aplikasi perkantoran. Guru telah melakukan lima kali sumatif sesuai tujuan pembelajaran yang dicapai pada semester tersebut dan satu kali sumatif akhir semester.
Nilai yang diberikan dalam bentuk deskripsi kualitatif sesuai capaian peserta didik. Nilai akhir semester menggambarkan deskripsi kualitas dari capaian peserta didik yang menunjukkan adanya hal-hal yang belum tercapai dan sudah tercapai oleh peserta didik.
Tabel di bawah ini menunjukkan contoh pengolahan data untuk mendapatkan nilai kualitatif pada akhir semester berdasarkan indikator-indikator yang dicapai oleh setiap peserta didik.
C. Penutup
Bapak/Ibu sabahat GTK, kiranya itu saja yang bisa saya posting pada kesempatan kali ini tentang bagaimana cara mengolah nilai raport pada kurikulum merdeka.
Baca juga: 👉 Mengenal Asesmen (Peniaian) Kurikulum Sekolah Penggerak
Intinya untuk mengolah nilai raport kurikulum merdeka dapat menggunakan data Kuantitatif dan Kualitatif.
Namun nampaknya saya kira akan banyak yang memilih menggunakan data Kuantitatif (Angka) karena dirasa paling mudah.
Selanjutnya: 👉 KRITERIA KENAIKAN KELAS KURIKULUM MERDEKA
Selain itu aplikasi raport kurikulum merdeka yang banyak dishare menggunakan data kuantitatif, diantaranya Aplikasi Raport Berbasis Excel dari Ibu Ayu Chandra ( unduh ) dan yang berbasis web dari Pak I Nyoman Pasek ( unduh ).
Bagaimana menurt Bapak/Ibu? tambahkan di kotak komentar ya....
Terima kasih...
2. Semua komentar kami baca, namun tidak semua dapat dibalas harap maklum.
3. Beri tanda centang pada "Beri tahu saya" untuk pemberitahuan jika komentar Anda telah kami balas.